Adabeberapa jenis gambar kerja yang berlaku saat pelaksanaan pekerjaan yaitu gambar perencanaan (as plan drawing), gambar shop drawing, dan gambar asbuilt drawing Di samping jenis gambar kerja di atas, masih ada banyak lagi jenis gambar lain seperti gambar sketsa, gambar 3d, rendering, dll namun bukan merupakan gambar kerja yang bisa dijadikan rumahtangga yang bergerak di bagian produksi pembuatan sandal di Keparakan, Yogyakarta. Bagan berikut menunjukkan alur riset yang dilakukan. Mulai Identifikasi Permasalahan Analisa Nordic Body Map (NBM) Perhitungan RULA Desain Produk Selesai Gambar 1. Alur Riset Pada penelitian ini terdapat 5 pekerja yang menjadi subjek penelitian ada Nordic Kamisarankan Anda mencoba meniru penyiapan pada gambar di bawah. 5. Sekarang, setiap kali golem besi muncul di dalam aliran air, ia akan didorong ke arah lava. Di sana, perlahan-lahan akan lenyap dan menjatuhkan batangan besi. 6. Untuk mengumpulkan batangan besi, Anda dapat memeriksa hopper yang kami tempatkan di platform atas. Manfaatgambar kerja yang utama adalah sebagai panduan untuk proyek konstruksi sehingga bangunan tidak dibuat sembarangan. Gambar teknis ini juga dapat dimanfaatkan untuk menghitung biaya sebagai dasar Rencana Anggaran Bangunan (RAB). Secara sederhana, sebuah gambar panduan yang dibuat secara detail dan akurat akan memudahkan pekerjaan konstruksi. Beberapalangkah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan gambar kerja menjadi produk nyata, di antaranya sebagai berikut. Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar. Menetapkan ide atau gagasan ke dalam gambar kerja. Membuat gambar kerja produk. Membuat prototipe produk. Menganalisanya mengenai ptototipe produk yang telah dibuat. contoh karya teknik potong lipat dan sambung kelas 3 sd. Mari kita mulai dengan melihat alur kerja untuk menghasilkan warna atau gambar. Gambar 1 mengilustrasikan alur kerja umum untuk menghasilkan warna atau gambar. Terdapat tiga tahap yang terlibat, yaitu pembuatan/akuisisi gambar, pemrosesan/peningkatan gambar, dan reproduksi gambar. Agar pengelolaan warna dapat berfungsi, hal ini perlu diintegrasikan ke dalam alur kerja yang sama. Gambar 1 Alur kerja pengelolaan warna umum. Mari kita lihat setiap tahap lebih dekat. Untuk mereproduksi gambar, kita harus memiliki gambar untuk memulai. Oleh karena itu, tahap pertama adalah menghasilkan gambar dalam bentuk elektronik. Ada dua cara untuk mencapai ini, salah satunya adalah menggambar gambar atau ilustrasi menggunakan komputer, dan cara kedua adalah mengabadikan pemandangan dengan menggunakan kamera digital. Setelah kita memiliki gambar, kita pasti ingin membuat gambar jadi lebih menarik atau mengubahnya menjadi sesuai dengan yang kita sukai. Ini adalah tahap peningkatan. Setelah gambar disempurnakan, tahap terakhir adalah reproduksi. Reproduksi tidak hanya terbatas pada pencetakan hardcopy, tetapi juga melibatkan pengiriman gambar secara elektronik, seperti meneruskan gambar dengan flash drive, mengirim citr melalui email, dan memasang gambar secara online, misalnya membagikannya di Instagram atau Facebook. Gambar 2 memberikan contoh alur kerja pengelolaan warna dalam praktik. Gambar 2 Contoh alur kerja pengelolaan warna dunia nyata. Perangkat yang tercantum dalam setiap tahap mewakili perangkat yang dapat digunakan di tahap tersebut. Misalnya, kami memerlukan kamera untuk merekam adegan, kami menggunakan pemindai untuk mendigitalisasi gambar hardcopy, atau kami menggambar ilustrasi di komputer. Ada berbagai perangkat yang terkait dengan setiap tahap, tetapi ada satu perangkat yang umum digunakan pada ketiga tahap. Dan saya yakin Anda sudah tahu perangkat mana yang kita bahas. Ya, ini adalah monitor. Mengapa ini satu-satunya perangkat yang digunakan dalam ketiga tahap? Karena saat ini hampir 99,5% karya seni atau gambar berbentuk digital, dan sayangnya, kita masih tidak memiliki teknologi yang memungkinkan manusia melihat konten digital secara langsung, seperti dengan menghubungkan kartu SD ke dalam otak kita. Kita masih memerlukan perangkat tampilan untuk menikmati konten digital, dan perangkat yang paling sering digunakan adalah monitor. Tentu saja, seseorang dapat membantah bahwa proyektor juga dapat digunakan, tetapi tidak semua dari kita memiliki dinding yang besar dan kosong, serta ruangan yang gelap. Oleh karena itu, seseorang dapat menganggap monitor sebagai alat terpenting yang digunakan dalam alur kerja pengelolaan warna. Alasan mengapa monitor merupakan alat bantu pengelolaan warna yang paling penting adalah karena manusia mengandalkan untuk melihat warna yang ditampilkan untuk menilai apakah mereka menyukainya atau tidak. Gambar 3 mengilustrasikan ide ini. Jika monitor menampilkan gambar warna kulit kehijauan, maka kita akan menyesuaikan gambar dengan menurunkan warna hijau untuk membuat warna kulit lebih alami. Namun, kita tidak dapat menentukan apakah warna kehijauan tersebut berasal dari file, atau jika dari monitor itu sendiri. Jika berasal dari file, maka mengurangi nada warna hijau akan menghasilkan gambar warna kulit yang tampak alami pada monitor lain. Akan tetapi, jika warna kehijauan berasal monitor, maka mengurangi warna hijau akan menghasilkan gambar dengan nada warna hijau yang sangat sedikit. Hal ini tidak akan terlihat indah dan alami pada monitor lain. Oleh karena itu, memiliki monitor yang dikalibrasi secara teratur dapat mengurangi risiko memiliki gambar yang disesuaikan secara berlebihan atau tidak benar. Bagaimana seharusnya pencipta gambar menggabungkan pengelolaan warna dalam alur kerja mereka? Pertama, mari kita definisikan pembuat gambar. Siapa saja yang “menciptakan” gambar termasuk dalam kategori ini, misalnya, fotografer, ilustrator, dan desainer. Gambar 4 mengilustrasikan alur kerja umum untuk para desainer. Para desainer biasanya memiliki gagasan atau "gambar" dalam pikiran mereka, dan mereka menggunakan komputer dengan tablet gambar untuk "menggambar" pekerjaan dalam aplikasi perangkat lunak. Monitor memberikan "umpan balik" gambar, sehingga para desainer mengetahui seperti apa gambar itu terlihat, dan jika gambar tersebut memiliki maksud artistik yang benar. Jadi, tidak ada keraguan bahwa melihat warna yang tepat sangatlah penting bagi para desainer untuk menilai apakah pekerjaan tersebut mencerminkan apa yang mereka pikirkan. Oleh karena itu, monitor yang mereka gunakan harus dikalibrasi ke serangkaian parameter terpadu untuk memastikan semua pekerjaan dibuat dan dilihat dalam kondisi yang sama, dan untuk mencegah contoh warna kulit kehijauan yang disebutkan sebelumnya. Gambar 3 Manusia mengandalkan untuk melihat warna agar dapat menilai apakah mereka menyukainya atau tidak. Gambar 4 Alur kerja pengelolaan warna desainer pada umumnya. Setelah monitor dikalibrasi, profil ICC untuk monitor tersebut akan dihasilkan. Profil ICC ini harus dikirim bersama dengan gambar sehingga orang lain dalam alur kerja pengelolaan warna dapat mereplikasi lingkungan tempat gambar asli tersebut dibuat. Dengan kata lain, orang lain dapat melihat warna yang sama dengan yang dilihat oleh desainer, dan memastikan maksud artistik yang asli dapat dipertahankan. Detail tentang cara menggunakan profil ICC dapat dijelaskan secara terperinci dalam artikel berikutnya. Bagi para fotografer, alur kerja tersebut sedikit lebih rumit, seperti yang dapat Anda lihat pada Gambar 5. Ketika seorang fotografer ingin "melestarikan" penampilan dari adegan yang sebenarnya, fotografer perlu menempatkan pemeriksa warna dalam adegan, dan menggunakan alat ukur pencahayaan untuk menentukan apertur dan kecepatan rana yang tepat. Tidak mengherankan, ada profil ICC yang dikaitkan dengan kamera tertentu yang digunakan oleh fotografer tersebut, dan profil ICC juga harus disimpan di sepanjang alur kerja. Profil ICC dapat diunduh dari situs web pabrik, atau dapat dibuat dengan menggunakan pemeriksa warna dan kamar penayangan. Gambar 5 Alur kerja pengelolaan warna fotografer. Jika pemindai digunakan untuk mendigitalisasi gambar hardcopy, semua yang Anda butuhkan adalah pemindai yang bagus dengan profil ICC yang telah siap. Sama dengan kamera digital, profil ICC untuk pemindai dapat diunduh dari situs web pabrik, atau dapat dibuat dengan menggunakan pemeriksa warna dengan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang mengukur warna pada substrat secara spektrum dan memberikan pengukuran yang akurat. Kedua metode ini memerlukan transformasi warna ke monitor jika seseorang ingin melihat gambar yang benar. Transformasi warna dilakukan di dalam aplikasi perangkat lunak maupun sistem operasi. Meskipun demikian, monitor harus benar-benar dikalibrasi agar pengguna dapat melihat warna yang tepat. Kita telah mempelajari apa yang dimaksud dengan alur kerja umum untuk pengelolaan warna, dan tiga tahapan utamanya. Kita juga telah mempelajari cara memadukan pengelolaan warna ke dalam alur kerja para desainer dan fotografer. Pada artikel berikutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang alur kerja pengelolaan warna untuk menyempurnakan dan menghasilkan gambar. Pelajari Selengkapnya mengenai Warna yang Akurat Monitor dengan Akurasi Warna yang Luar Biasa Kegiatan magang yang dilakukan adalah dengan mengamati dan mengikuti mekanisme dan manajemen kerja, manajemen studio serta proses perancangan proyek lanskap. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat tiga hal utama yang menjadi fokus pembahasan dalam kegiatan magang ini. Fokus pembahasan dilakukan terhadap ; 1. Lembaga SFA secara umum yang meliputi ; struktur organisasi, proses perancangan lanskap yang diterapkan SFA, fasilitas peralatan kerja, aplikasi teknologi informasi, mekanisme survei lapang dan manajemen kerja studio; 2. Proses perancangan proyek lanskap ; 3. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan magang. Lembaga PT. Sheils Flynn Asia Secara Umum Struktur Organisasi Melihat dan mempelajari struktur organisasi PT. Sheils Flynn Gambar 2 di dalamnya terdapat beberapa disiplin ilmu terlibat dalam penanganan pekerjaan desain lanskap pada SFA. Staf utama dari disiplin ilmu Arsitektur Lanskap yang didukung dan diperkuat dengan ilmu Arsitektur dan bangunan. Tugas direktur utama Asia dibantu oleh direktur desain dan direktur proyek. Direktur desain bertanggung jawab dalam konsep desain lanskap yang basik ilmu dari Arsitektur Lanskap sedangkan direktur proyek bertugas dalam proses pekerjaan desain terutama distribusi pekerjaan pada staf yang sesuai. Dengan adanya kolaborasi dan modifikasi beberapa disiplin ilmu tersebut, produk yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang lebih baik karena lebih banyak aspek yang diperhitungkan misalnya dari segi aristektur bangunan dan perhitungan konstruksi. Dari jumlah staf yang ada dalam kenyataannya masih belum sebanding dengan banyaknya pekerjaan yang masuk di SFA, khususnya spesifikasi staf bidang lanskap. Sehingga dalam kondisi tertentu ada beberapa staf yang overlap ke dalam beberapa pekerjaan. Tetapi sejauh ini kekurangan pekerja tersebut masih dapat ditangani dengan upaya kerjasama yang cukup baik dan saling membantu diantara semua staf. Proses Perancangan Lanskap di PT. Sheils Flynn Asia SFA mempunyai standar proses perancangan lanskap yang telah ditetapkan. Proses perancangan yang diterapkan oleh SFA meliputi ; a. Tahap Persiapan, tahap ini diawali dengan penyusunan proposal yang mencakup tujuan, penawaran konsep, program serta informasi. b. Tahap 1 Riset dan Analisa RA; tahap ini meliputi kegiatan inventarisasi, melalui survei kondisi fisik, biofisik, sosial serta ekonomi. Kegiatan ini berlanjut pada analisis hasil survei mengenai potensi dan kendala. Tahap ini juga dilakukan review atas master plan yang ada jika memungkinkan dilakukan penyesuaian agar mendapat hasil optimal pada tahap selanjutnya. c. Tahap 2 Konsep Desain CD; tahap ini meliputi proses pembuatan masterplan dan penggambaran atau sketsa ilustrasi pada area-area utama yang vital. d. Tahap 3 Pengembangan Desain DD; tahapan ini terbagi menjadi 2 yaitu 1. Tahap awal sebagai pengembangan desain sampai pada tahap produk Siteplan yang diperkuat dengan beberapa ilustrasi yang memperkuat konsep. 2. Tahap akhir yaitu setelah melalui beberapa review dan diskusi dengan pihak Sheils Flynn United Kingdom, direktur proyek, pimpinan proyek maupun klien dilakukan penyempurnaan Siteplan, detil zonasi, gambar potongan dan panel foto. e. Tahap 4 Pembuatan Gambar Kerja PD; tahapan ini semua konsep, detail rancangan, detail konstruksi telah final disepakati sehingga produk akhir berupa gambar kerja sebagai acuan utama pihak pelaksana kontraktor. Gambar kerja meliputi detail rencana atau rancangan, detail zonasi, detail konstruksi, detail material serta denah penanaman. Tabel 5. Tahapan Proses Perancangan PT. Sheils Flynn Asia Tahapan Proses Perancangan Kegiatan Produk Tahap Persiapan penyusunan proposal proyek proposal tertulis Tahap Riset dan Analisa RA inventarisasi, review master plan, analisis potensi dan kendala fisik, biofisik, sosial-budaya data tertulis, peta inventarisasi, peta analisis potensi dan kendala Tahap Konsep Desain CD usulan konsep desain master/site plan awal dan hasil review, gambar ilustrasi sketsa dan 3D image Tahap Pengembangan Desain DD tahap awal pengembangan desain awal, pengembangan zonasi tahap akhir pengembangan desain akhir setelah melalui diskusi/meeting dan revisi dari pihak terkait siteplan umum dan siteplan per zona, sketsa dan ilustrasi siteplan umum dan siteplan per zona, gambar potongan dan panel foto softwork panel Tahap Pembuatan Gambar Kerja PD pembuatan gambar akhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proyek siteplan dengan layoutplan, gambar potongan, detil konstruksi dan material, denah penanaman planting plan lengkap dengan semua spesifikasinya Sumber SFA 2008 Proses perancangan yang diterapkan SFA secara teori tidak persis sama dengan proses perancangan yang dikemukakan oleh Simonds 1983. Standar tahapan yang diterapkan SFA merupakan modifikasi dari standar proses perancangan lanskap seperti yang telah dikemukakan Simonds. Tetapi dalam praktek dan aplikasi standar yang ditetapkan di SFA, tidak jauh berbeda dengan aplikasi teori Simonds yang dapat dilihat dari alokasi tahapan kerja serta produk yang dihasilkan dari masing-masing tahapan tersebut. Fasilitas Peralatan Kerja Dalam kantor SFA terdapat peralatan kerja yang sudah cukup lengkap. Peralatan-peralatan kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Peralatan Kerja Kantor SFA Jenis Fasilitas Jumlah Server 2 PC 11 Laptop/notebook 2 Laser printer 1 Color printer 1 Plotter 2 Digital Camera 1 Scanner A4 1 LCD Projector 1 Headset Microphone 11 Sumber SFA 2008 Fasilitas kerja yang tergolong hardware sangat membantu dalam proses perancangan maupun komunikasi. Dalam proses perancangan di SFA berorientasi pada peralatan elektronik dan mesin. Hasil gambar grafisnya didominasi olahan komputer. Dibutuhkan spesifikasi komputer yang cukup tinggi high speed dan jumlah yang memenuhi untuk menunjang efektifitas kerja. Untuk mempermudah kegiatan perancangan khususnya dalam produksi gambar maka SFA telah melengkapi fasilitas kerjanya dengan printer dan plotter. Produk gambar yang berukuran kertas