Padaawal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Iaadalah guru besar bidang komunikasi yang kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH). Selain menjadi dosen, pria kelahiran Jakarta, 25 Juni 1949 ini juga aktif menjadi pengamat politik yang sering tampil di televisi dan mengisi tulisan di media cetak. JoeyAlexander Nama pertama ini bisa dibilang akhir-akhir ini tengah melambung pesat. Terutama dalam fokus bidangnya yaitu seni musik. Nama Joey Alexander dikenal karena kemahirannya bermain piano yang sangat luar biasa. Hal tersebut belum ditambah dengan kenyataan bahwa usianya masih begitu belia. 1Romantisme,Kebanggaan dan Jatidiri. Sejak ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Tegal 16 tahun yang lalu melalaui Perda Kab.Tegal no.13/95 dan dikukuhkan dengan SK Gubernur Jawa Tengah no. masyarakat kabupaten Tegal sudah 17 kali menyelenggarakan acara dan upacara yang jatuh pada setiap tanggal 18 Mei.Peringatan Mapfest2015 adalah adalah festival seni internasional yang diikuti oleh para seniman dari seluruh dunia dan bertemu di salah satu situs bersejarah terpenting di kota Melaka, yaitu bukit St. Paul, untuk berbagi pengalaman kebudayaan serta bekerjasama dan berkolaborasi menghasilkan inovasi baru dalam bidang seni. contoh karya teknik potong lipat dan sambung kelas 3 sd. - Indonesia memiliki seniman seni rupa yang terkenal dan beberapa diantaranya telah mendunia. Seniman-seniman tersebut diantaranya, Abdullah Suriosubroto, Affandi Koesoma, Barli Sasmitawiyana, Basuki Abdullah, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, dan Popo berkarya, para seniman memiliki gaya berbeda-beda untuk menghasilkan suatu karya seni yang kemudian menjadi ciri khas sendiri. Kesamaannya adalah seluruh seniman tersebut berkarya di bidang seni dari Antropologi 2009 karya Dyastiningrum, seni rupa diartikan sebagai karya seni yang bisa dirasakan oleh indera manusia, khususnya indera penglihatan dan perabaan. Dalam menikmati suatu karya seni, nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subjektif. Seni rupa terbagi menjadi dua jenis, yaitu seni tiga dimensi dan dua dimensi. Seni rupa tiga dimensi adalah karya seni yang dapat dilihat dari segala arah, karena memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Sedangkan seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dua ukuran atau sisi, panjang dan lebar. Misalnya gambar, lukisan, seni grafis,desain komunikasi visual brosur, banner, website. Dalam pembuatan suatu karya seni membutuhkan teknik-teknik tertentu. Misalnya dalam seni rupa dua dimensi terdapat teknik seni lukis, seni batik, kriya anyaman, tatah sungging, dan seni grafis. Infografik Tokoh Seni Rupa Indonesia. Tokoh Seni Rupa Indonesia 1. Abdullah Suriosubroto Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang pada tahun 1878 dan meninggal di Yogyakarta tahun 1942. Ia merupakan anak dari tokoh pergerakan nasional, Wahidin Sudirohusodo. Aliran seni yang dianutnya adalah naturalisme. Ia sangat suka melukis pemandangan alam. Abdullah Suriosubroto dikenal sebagai pelukis Indonesia pertama pada abad ke-20. Anaknya yang bernama Basoeki Abdullah juga bergelut dalam dunia seni. Ia dikenal dengan karyanya dalam menjuarai lomba lukis wajah Ratu Belanda Juliana. Pada 1949, Ratu Belanda Juliana membuka sayembara melukis potretdirinya. 2. Affandi Koesoema Affandi Koesoema lahir pada Mei tahun 1907. Ia menciptakan banyak lukisan dengan berbagai aliran dan tidak menentukan satu aliran seni untuknya. Pada tahun 1950, Affandi mulai mengerjakan teknik melukis plotot, yakni menorehkan cat langsung dari tube-nya. Ia adalah pelukis Indonesia yang karyanya terkenal di berbagai negara. Affandi telah menghasilkan lebih dari 2000 lukisan. Pada tahun 1950, ia banyak mengadakan pameran tunggal di India, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat. 3. Barli Sasmitawiyana Barli Sasmitawiyana lahir di Bandung pada tanggal 18 Maret 1921 dan meninggal pada 8 Februari 2007. Seniman asal Bandung ini menganut aliran seni realisme. Ia pernah menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan pada tahun 2000. Bersama Affandi, Hendra Gunawan, Soedarso, dan Wahdi Sumanta, Barli Sasmitawinata membentuk “Kelompok Lima Bandung.” Pada tahun 1948, Barli mendirikan Sanggar Seni Rupa Jiwa Mukti. Sejak tahun 1930 Barli dikenal sebagai ilustrator di Balai Pustaka, Jakarta. Ia juga menjadi ilustrator untuk beberapa koran yang terbit di Bandung. 4. Basuki Abdullah Basuki Abdullah lahir di Desa Sriwedari, Surakarta, pada tanggal 27 Januari 1915. Ia adalah seniman bergaya realisme. Ia anak dari seniman terkenal R. Abdullah Suryosubroto dan ibunya bernama Raden Nganten Ngadisah. Pada sebuah kompetisi di Belanda, ia mengalahkan 87 orang pelukis Eropa dan mengharumkan Indonesia. Karya seni lukis Basuki Abdullah berjudul Diponegoro memimpin Pertempuran, dapat diakses melalui link berikutLink Karya Seni "Diponegoro" Basuki Abdullah 5. Hendra Gunawan Hendra Gunawan lahir di Bandung pada tanggal 11 Juni 1918 dan meninggal di Denpasar tahun 1983. Karyanya beraliran realisme, setelah sebelumnya ia menganut ekspresionisme. Beberapa hasil lukisannya yang melegenda adalah Jual Beli di Pasar, Perempuan Menjual Ayam, Sketsa, Bisikan Iblis. Kehidupan kesenian Hendra didokumentasikan dalam buku "Hendra Gunawan A Great Modern Indonesian Painter" 2001.6. Henk Ngantung Henk Ngantung lahir di Bogor, 1 Maret 1921. Tidak hanya menjadi seorang pelukis, Henk Ngantung juga wakil gubernur periode 1960-1964 dan gubernur Jakarta tahun 1964-1965. Pada Bulan Agustus 1948, ia mengadakan pameran tunggal di Hotel Des Indes, Jakarta. Karya seni lukis Henk Ngantung berjudul Tanah Lot, dapat diakses melalui link berikutLink Lukisan "Tanah Lot" Henk Ngantung 7. Popo Iskandar Pada awalnya aliran seni Popo Iskandar, terpengaruh oleh gurunya yang bernama, Ries Mulder, orang Belanda yang mengajar di Juruan Seni Rupa. Ries cenderung berkiblat pada mazhab kubisme dan abstrak. Tetapi pengaruh realisme Hendra Gunawan pun tetap kuat. Seiring berjalannya waktu, Popo menemukan gaya seninya sendiri. Ia memiliki kegemaran melukis kucing sehingga ia mendapatkan julukan sebagai pelukis kucing. Lukisannya berjudul Young Leophard, Bulan di Atas Bukit, Bunga, Cat dan masih banyak juga Pameran Seni Rupa Rencana Kerja, Jadwal Kegiatan, dan Tahapan Pengertian Seni Rupa Murni Kenali Aspek-Aspek Beserta Contohnya Tokoh-Tokoh Karya Seni Rupa Populer, Picasso hingga da Vinci - Pendidikan Kontributor Chyntia Dyah RahmadhaniPenulis Chyntia Dyah RahmadhaniEditor Yonada Nancy Berbagai tarian populer di Bali seperti tari Kecak, tari Pendet, tari Puspanjali, dan lain-lain tentunya sudah tak asing lagi di telinga. Namun, siapa sajakah sosok dibalik beragam tarian sohor tersebut? Yuk, simak ulasan mengenai para maestro tarian Bali tersebut. Wayan Limbak Wayan Limbak adalah pencipta dibalik tarian indah tari Kecak. Sekitar tahun 1930an, ia bersama Walter Spies, seorang pelukis Jerman, memodifikasi tarian Sanghyang menjadi tari Kecak yang saat ini kita kenal. Dalam modifikasi tarian tersebut, Limbak dan Spies menyisipkan sebuah cerita yang diambil dari epos Ramayana. Cerita itu menuturkan peristiwa ketika Jatayu dan Hanuman bertempur untuk melawan pasukan Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Artikel terkait Yuk, Kenali 5 Tarian “Hits” di Pulau Dewata Selain cerita pertempuran Rahwana, Limbak juga memberikan sentuhan kisah Subali ketika bertempur dengan adiknya, Sugriwa. Dalam mempopulerkan tariannya di kancah nasional maupun internasional, Wayan Limbak membawa grup tarinya ke berbagai festival internasional. Tarian yang dijuluki “The Monkey Dance” tersebut nyatanya tidak mengkhianati kreatornya. Tari Kecak telah berhasil menjadi tarian terpopuler di Indonesia dan dunia. Pada 31 Agustus 2003, Wayan Limbak tutup usia di desa Bedulu, Gianyar, Bali. Ia meninggal di usia 160 tahun, meninggalkan karya yang tak terpisahkan dari Indonesia, khususnya Bali. I Wayan Rindi Siapa yang tak kenal tari Pendet. Tari tradisional Bali ini telah melambung di kancah dunia dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang patut diacungi jempol. I Wayan Rindi menjadi pencipta mahakarya yang sempat diklaim Malaysia pada 2009 silam ini. I Wayan Rindi adalah seorang gadis Bali yang sudah memiliki darah seni sejak kecil. Perempuan yang lahir pada 1917 ini gemar mempelajari beragam jenis tarian tradisional. Ia berguru kepada beberapa seniman sohor tari Bali, seperti I Nyoman Kaler pencipta tari Panji Semirang, Margapati, Prembon, I Wayan Lotering, dan I Regog. Artikel terkait Mengenal Lebih Dekat Tari Kontemporer Bali, Tarian “Lepas” di Pulau Dewata Mulanya, tari Pendet hanyalah tarian pemujaan yang dilakukan di berbagai pura di Bali. Namun, berkat gubahan Rindi, tarian ini berhasil dikenal oleh berbagai kalangan hingga taraf internasional, tanpa meninggalkan nilai-nilai sakral dan keindahan budaya bali. Dengan seorang teman bernama I Ketut Reneng, Rindi mengeksplorasi dan menginovasi tarian Pendet Wali yang sebelumnya ada. Hal tersebut tak lepas dari kehebatannya dalam menciptakan gerakan yang indah dan citranya sebagai penari yang termashyur. Kini, tarian tersebut dikenal dengan tari Pendet, yang dilakukan sebagai tari penyambutan selamat datang. I Wayan Rindi wafat pada tahun 1976. Ia meninggalkan ilmu mengenai warisan Indonesia tersebut dan menularkannya kepada ratusan orang yang berguru kepadanya. Ia juga tidak pernah mematenkan tari ciptaannya itu hingga akhir hayatnya. Swasthi Wijaya Swasthi Wijaya Bandem atau Swasthi Wijaya merupakan tokoh dibalik kemashyuran tari Puspanjali. Selain sebagai pencipta, ia juga merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan tari Puspanjali pada masyarakat Bali. Berkat tangan dingin perempuan kelahiran Mei 1946 ini, terciptalah mahakarya yang bermakna “tarian penghormatan bagi para tamu” tersebut. Artikel terkait Memuliakan Bidadari dari Surga Terakhir di Bumi Dalam penggarapannya, Swasthi Wijaya tidak hanya menyajikan koreografi semata, tetapi juga berkolaborasi dengan I Nyoman Windha sebagai penata musiknya. Kolaborasi kedua seniman profesional itu pun menghasilkan karya tari yang indah dipandang mata. Tersaji keelokan dan kelembutan gerakan wanita Bali ketika menari tari Puspanjali. Pertunjukan yang diperankan oleh 5 hingga 7 penari ini menunjukkan kekompakan yang harmonis. Pada tahun 1977 sampai 1980, Swasthi Wjaya pernah menjadi pengajar tari Bali di Wesleyan University, Connecticut, USA. Kini, ia menjadi pengajar di Institut Seni Indonesia ISI Denpasar. I Nyoman Kaler I Nyoman Kaler menjadi salah satu tokoh seni yang melegenda. Perempuan asal Denpasar ini lahir dari keluarga seniman. Ayahnya, I Gde Bakta merupakan seniman terkemuka pada masanya. Begitu pula dengan ibu Kaler. Ia merupakan anak dari seorang guru tari dan tabuh bernama I Gde Salin. Tak heran, sejak kecil Kaler berguru tentang seni kepada ayah dan kakeknya. Kaler tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, kemampuannya dalam baca tulis aksara Bali dan huruf Latin patut diacungi jempol. Kemampuannya tersebut tak lepas dari seni tari dan tabuh yang ia pelajari. Baca juga Semesta Mengakui Sembilan Tarian dari \'Surga Terakhir di Bumi\' I Made Sariada, I Gusti Gede Candu, dan I Made Nyankan merupakan tokoh-tokoh yang pernah mengajarkan seni kepadanya. Ketika berusia 26 tahun, I Nyoman memperdalam tari Legong Kraton pada Ida Bagus Boda. Ia juga semakin mengeksplorasi kemampuan tari dan tabuhnya pada Anak Agung Rai Pahang dari Sukawati, Gianyar. Teknik-teknik mengagumkan yang diajarkan Pahang kepada Kaler pun mampu menjadikan anak didiknya tersebut sebagai pencipta beberapa tarian populer di Bali, seperti tari Margapati, tari Panji Semirang, dan tari Prembon. Ia juga menguasai hampir seluruh alat gamelan di Bali. Atas dedikasinya terhadap seni, ia menerima penghargaan tertinggi di bidang seni, yaitu Wijaya Kusuma, dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1968 dan Dharma Kusuma dari Pemerintah Daerah Bali tahun 1980. I Nyoman Kaler telah membesarkan nama Bali di kancah dunia karena beragam mahakarya yang ia ciptakan. I Gede Manik Pesohor seni lainnya yang turut melegenda adalah I Gede Manik. Manik menjadi penabuh dan penari pertama tari Kebyar Legong. Suatu saat, ia menginovasi gerakan tari Kebyar Legong versi lain dengan durasi yang lebih pendek, tetapi tetap memiliki gerakan yang dinamis. Gerakan ini menggambarkan pemuda yang enerjik, penuh emosi, dan berusaha memikat seorang gadis. Baca juga Inilah Sembilan Tari Bali yang Diusulkan Ke Unesco Jadi Warisan Budaya Dunia Awalnya, tarian ini tidak memiliki nama, hanya disebut sebagai tari Kebyar Dangin Enjung. Namun, ketika dipertunjukkan di depan Bung Karno dan rekan-rekannya pada 1950 silam di Denpasar, presiden pertama Indonesia itu menamai tarian tersebut dengan tari Trunajaya. Trunajaya bermakna “teruna yang digdaya”, atau “pemuda yang tak terkalahkan”. Sebelum sohornya Trunajaya, Manik sempat menelurkan tarian lain bernama tari Palawakya pada tahun 1925. Ia juga menciptakan Tabuh Singa Ambara Raja dan berbagai tabuh lainnya di Buleleng. Tak heran, ia telah meraih beberapa penghargaan, seperti Anugerah Seni dari Mendikbud RI, Mashuri 1969; Wija Kusuma dari Bupati Buleleng, I Nyoman Tastra 1981; Dharma Kusuma dari Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra 1981, dan Satya Lencana 2003 dari Presiden RI, Megawati Soekarno Putri. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

tokoh yang mengatakan mayoritas orang bali adalah seniman yaitu